Wacana Daerah

  • 2

Pencarian

Sabtu, 13 Maret 2010

Program Konservsi Daerah Teluk Dilakukan Saat Event "Sail Banda"

Ambon - Tujuan utama Sail Banda 2010 di kota Ambon, adalah untuk mempromosikan Pariwisata bahari di Provinsi Maluku, namun berbagai kegiatan dalam rangka konservasi kawasan pesisir juga akan ikut dilaksanakan dalam event ini.

Program konservasi daerah teluk dan pesisir diantaranya, penanaman manggrove, gerakan bersih pantai dan laut, penyadaran masyarakat tentang mitigasi bencana, serta pelatihan diving dalam pengelolaan wisata kapal tenggelam.

Hal ini terungkap dalam rapat persiapan Side Event Konfrensi Kelautan Nasional Pesisir Dan Pulau - Pulau Kecil ke - VII yang juga merupakan salah satu kegiatan pada event Sail Banda di kota Ambon nanti.

Pertemuan tersebut, dilaksanakan di Balai Kota, Jumat (12/3) dan dibuka oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, H.J Huliselan, yang didampingi oleh kepala Dinas Perikanan Dan Kelautan. Adzer Lamba, serta Direktur pesisir dan laut Ditjen KP3K Kementrian Keluatan dan Perikanan RI Subandono Diposaptono, Subdir Mitigasi Bencana dan Pencemaran Lingkungan (MBPL), Umi Windriani, dan Subdir Rehabilitasi dan Pendayagunaan Pesisir Lautan (RPPL), E.B.Sri Haryani.

Pada pertemuan tersebut yang juga dihadiri oleh sejumlah pimpinan SKPD di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Kepala Kecamatan, Akademisi, Aktivis Pemerhati Lingkungan, dan Perwakilan LSM, Huliselan menyatakan, Teluk Ambon dikenal luas memiliki panorama yang indah, namun pada kenyataannya kini kawasan tersebut mengalami degradasi. Inilah kendala utama, mengapa saat ini potensinya tidak dapat dipromosikan dengan baik.

"Kalau dilihat dari jauh teluk ini sangat indah, namun jika diperhatikan secara seksama maka sampah bertaburan di laut. Jadi bagaimana potensi ini dapat dipromosikan dengan baik selama masyarakat masih saja membuang sampah di sungai - sungai dan di laut," katanya.

Huliselan menegaskan sejumlah kegiatan konservasi yang diprakarsai oleh KPP sebenarnya dapat dilakukan atas inisiatif sendiri oleh masyarakat, namun masih kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat akan dampak negatif degradasi kawasan teluk membuat berbagai kegiatan tersebut hanya bersifat seremonial belaka.

Kagiatan ini juga merupakan entry poin atas Water Front City (WFC) program pengelolaan kawasan teluk dan pesisir secara terpadu oleh Pemkot Ambon.

Sementara itu, dalam paparannya Diposaptono,menyatakan, program penanaman 2000 Manggrove yang diprakarsai pihaknya, merupakan kegiatan yang penting dilaksanakan guna menumbuhkan apresiasi dan kesadaran stakeholders untuk ikut berperan dalam upaya rehabilitasi lingkungan pesisir.

Dikatakan, fungsi mangrove atau tanaman bakau sangat luar biasa bagi daerah pesisir, tumbuhan ini dapat menyerap limbah logam agar tidak masuk kel laut, dapat menjadi pelindung karena meredam gelombang sunami, menyerap gas karbon dioksida, menjadi sumber kehidupan bagi hewan laut, dan dapat berfungsi sebagai daerah Ekowisata.

"Adanya manggrove di teluk Ambon sangat bermanfat sebagai pelindung jika ada bencana, misalnya gelombang pasang atau tsunami. Pengalaman kami di Aceh, dan Sumatra Barat telah membuktikan hal itu sehingga kami sangat mengapresiasi ketika mendengar kota Ambon sudah punya rencana tata ruang pengelolaan pesisir serta titik - titik daerah konservasi, ini artinya dareah - daerah itu dapat difunsikan sebagai daerah Ekowisata "jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarnya yang berbobot ya